Sinopsis dan Analisis Novel Remaja
Indonesia
“Sang Pemimpi”
Karya Andrea Hirata
Oleh :
Himmatul Hasanah (12)
VIIIA
SMP Negeri 2 Bantul
Tahun Ajaran 2013/2014
Identitas Buku
1.
Judul
Novel : SANG PEMIMPI
(New edition)
2.
Penulis
: Andrea Hirata
3.
Penerbit
: Bentang Anggota IKAPI
(PT. Bentang Pustaka)
4.
Penyunting : Imam Risdiyanto
5.
Halaman : viii + 248 halaman; 20,5 cm
6.
Cetakan
: Ketiga, April 2012
7.
Kota
terbit : Yogyakarta
8.
ISBN : 978-602-8811-37-8
Sinopsis Novel “Sang Pemimpi”
Karya Andrea Hirata
Arai adalah saudara jauh Ikal yang telah
menjadi yatim piatu sejak kelas 3 SD, ia adalah anak yang sangat tabah
menjalani hidupnya. Bayangkan saja, ketika Ikal dan Ayahnya menjemput Arai,
mereka sedih melihat keadaan Arai, namun Arai menghibur Ikal dengan mainan buatannya.
Sedangkan Jimbron adalah sahabat setia mereka yang juga yatim piatu. Ia menjadi
gagap sejak ayahnya meninggal dan iapun diangkat menjadi anak asuhnya Pendeta Geovanny.
Ia sangat fanatik kepada kuda yang dianggap hewan asing di lingkungannya,
bahkan ia mengerti seluk beluk setiap kuda.Tiga orang bersahabat itu tinggal di
satu kamar kontrakan di pinggir Dermaga Magai. Setiap pukul 2 pagi mereka harus
bangun untuk bekerja sebagai kuli ikan di Dermaga Magai.
Mereka sering dimarahi Pak Mustar karena
ulah mereka. Pak mustar adalah sosok orang yang sangat bersahaja, tegas, dan
disiplin. Ia adalah pahlawan bagi anak-anak di Belitong, karena berkatnya Ikal
dan teman-temannya tidak perlu menempuh jalan sejauh ratusan kilometer untuk
pergi ke sebuah sekolah negeri. Pak Mustar menjadi galak karena anaknya tidak
dapat masuk ke sma yang susah dibangunnya karena nemnya kurang 0.25 dari batas
minimal.
∞
Sore itu, Mak Cik Maryamah bersama anaknya
datang untuk meminjam beras. Sebenarnya mereka sudah datang tiga kali minggu ini.
Mata Arai berkaca-kaca melihatnya. Arai seketika menyeret Ikal ke dalam
mengambil tabungan mereka. Ikal bingung melihat tingkah Arai. Mereka mengambil
uang tabungan mereka lalu melesat ke toko untuk membeli tepung, gula, gandum,
dan minyak. Yang benar saja, Arai meberikan itu semua kepada Mak Cik Maryamah
supaya dapat membuat roti untuk dijual sebagai penghasilan.
∞
Pak Balia adalah kepala sekolah sekaligus
guru sastra mereka, ia selalu mempunyai kata-kata yang membuat muridnya takjub.
Tiba-tiba tanpa diminta Pak Balia, Arai melompat , melolong keras sekali
"Tak semua yang dapat dihitung, diperhitungkan, dan tak semua yang
diperhitungkan dapat dihitung! Albert Einstein, fisikawan nomor wahid!"
Ikal mengerti taktik tengik Arai untuk
membuat Nurmala berkesan.
∞
Setiap Minggu Pagi, Jimbron melesat ke
Pabrik Cincau. Dengan senang hati Jimbron membantu Laksmi. Sorang anak yang
tidak pernah tersenyum sejak keluarganya meninggal di sebuah muara yang sejak
kejadian tersebut tempat itu diberi nama
Semenanjung Ayah. Laksmi diselamatkan oleh seorang Tionghoa Thong San dan
kemudian diangkatlah laksmi menjadi anak angkatnya. Seperti Jimbron dengan
Pendeta Geovanny, bapak asuh Laksmi justru menumbuhkan Laksmi menjadi muslimah
yang taat.
∞
Dua hari sebelum penerimaan rapor, ayah
dan ibu Ikal mempersiapkan segala perlengkapan dengan sangat baik. Ayah Ikal
juga harus bersepeda sejauh 30 kilometer untuk mengambil rapor anak kesayangannya
itu. Orang tua murid duduk berkumpul di aula dan di kursi yang sudah diberi
nomor besar-besar sesuai urutan rangking anaknya. Pak Mustar juga sudah
menyiapkan sepuluh kursi didepan yang sedikit dipisahkan untuk orang tua murid
yang anaknya mendapat nilai lebih baik dari teman-temannya yang lain. Beruntung
kali ini Ikal dan Arai dapat mempersembahkan kursi nomor tiga dan lima untuk
ayah mereka.
∞
Kini Ikal telah menjadi seorang yang
pesimis, malas belajar, dan tak bersemangat untuk berlari. Hawa positif di
dalam di Ikal telah menguap dibawa hasutan-hasutan yang melemahkannya. Bahkan
yang kemarin ayahnya duduk di barisan garda depan, kini ia harus duduk dikursi
nomor 75. Ikal dimarahi habis-habisan oleh Arai dan Pak Mustar.
Berbeda dengan Jimbron yang sangat optimis
dan satu minggu yang lalu ia memesan 2 celengan kuda dari Jakarta. Dan hari ini
dua celengan itu datang, Jimbron senang bukan main, sejak saat itu Jimbron
menjadi semangat bekerja dan upah yang diterimanya dibagi rata untuk dua
celengan kudanya.
∞
Bendera Kapal Bintang Laut Selatan telah
tampak di horizon pukul 3 sore. Dermaga itu telah dipadati orang-orang yang
ingin melihat hewan yang hanya pernah dilihatnya digambar.
Seusai zuhur, Jimbron bolos sekolah, dia
hilir mudik di dermaga. Dia bersembunyi dibelakang tong-tong aspal. Dia seperti
cemas dan malu. Keinginannya selama belasan tahun sebentar lagi akan terwujud
di depan batang hidung.
Kapal itupun merapat, pintu utama dibuka.
Tampaklah tujuh ekor kuda. Ya tujuh ekor kuda yang dipesan Capo dari Tasmania,
Australia. Yang paling menakjubkan yaitu kuda yang ketujuh, ia memiliki rambut
putih yang bersih dan halus membuatnya tampak gagah berani "Subhanallah!
Maha Besar Allah."
Kuda tersebut oleh Capo diberi nama
Pangeran Mustika Raja Brana.
∞
Kemerosotan mulai tampak pada diri Arai
dan Jimbron. Keadaan semakin parah sejak Arai memutuskan untuk berhenti
sementara menjadi kuli ngambat, ia lebih memilih menjadi kuli bangunan musiman
di Gedong.
Arai kian tenggelam dalam pekerjaan
bangunannya itu di Gedong. Ikal juga sibuk mengejar ketinggalan pelajarannya
karena ujian semakin dekat. Jimbron semakin terabaikan.
Waktu itu hari Minggu, Ikal dan Jimbron
kembali tidur setelah shalat subuh. Baru beberapa menit terlelap, terdengar
ketukan pelan di jendela. Di luar masih gelap, suara itu semakin dekat, Ikal
dan Jimbron semakin ketakutan. Ikal memberanikan dirinya melihat di luar
jendela, ia menjerit sejadi-jadinya. Pangeran Mustika mendongakkan kepalanya memasuki
jendela kamar. Jimbron tak berkutik, matanya berkaca-kaca. Jimbron diberi
kesempatan menungganginya. Ia sangat senang, ia memacu kudanya keluar dari
batas pantai dan memasuki pasar. Ikal dan arai panik, namun mereka sadar dan
mengerti tujuan Jimbron, merekapun mengambil jalan pintas tercepat ke Pabrik
Cincau. Dan bertepatan dengan Jimbron, Ikal dan Arai sampai di tempat itu.
Jimbron memperlihatkan kemampuannya di depan Laksmi. Setelah segala upaya
dikerahkan kini berkat Jimbron ia dapat kembali tersenyum.
∞
Luas samudra dapat diukur, namun luasnya
hati siapa sangka. Itulah Arai. Dua bulan yang lalu, dia menyerahkan diri kepada
penindasan yang dilakukan Capo demi Jimbron. Waktu dia mengatakan ingin jadi
kuli bangunan di Gedong tempo hari, sebenarnya diam-diam dia melamar kerja
kepada Capo dengan satu tujuan, agar Jimbron dapat mendekati Pangeran.
∞
Tibalah tanggal 14 september.
Usai shalat isya, Arai sudah berdandan rapi
dan dia telah menyiapkan seikat bunga. Dengan bersepeda mereka bertiga menuju
rumah Nurmala. Suasana sepi dan sendu. Keringat Arai bercucuran. Dia berusaha
keras menenangkan dirinya. Nurmala yang tengah hilir mudik terhenti langkahnya
dan menoleh ke jendela. Arai mengeraskan suaranya. Syair lagu When I Fall in
Love mengalun.
Mereka bertiga pulang dengan tangan hampa.
Mereka pulang melewati kebun jagung yang daunnya basah menyayat lengan mereka,
gatal dan perih. Wanita Indifferent di dalam rumah victoria itu masih sama
sekali tidak dapat didekati.
∞
Ikal, Arai, dan Jimbron telah
menyelesaikan SMA. Hasil ujian akhir Ikal sangat baik sehingga dapat
mendudukkan kembali ayahnya di deretan garda depan. Ikal dan Arai akan
berangkat ke Jakarta untuk mengadu nasib.
Mereka akan menumpang kapal Bintang Laut Selatan. Sebuah kapal ternak yang
kotor dan jorok. Hari keberangkatan
merekapun datang, Jimbron menyerahkan dua celengan kudanya untuk Arai dan Ikal.
Celengan itu telah disiapkan dari dulu oleh Jimbron untuk mereka.
Setelah lima hari berada di laut, akhirnya
Arai dan Ikal dapat melangkahkan kakinya di tanah ibukota. Sampai di Jakarta
mereka menaiki bus. Mereka berhenti di Kota Bogor yang masih asing bagi mereka.
MISI PERTAMA menemukan Terminal Ciputat gagal.
Setelah berhari-hari mereka tidak
menemukan pekerjaan yang menerimanya, bekal mereka menipis. Pekerjaan door to
door salesmanpun gagal dijalaninya. Akhirnya ada tetangga kos yang mengajak
mereka untuk bekerja di kios fotokopinya. Dari pekerjaan itu, Ikal menemukan
pekerjaan baru yang memberinya gaji tetap. Namun sebelum bekerja, calon pegawai
dilatih dahulu selama sebulan.
Satu bulan telah berlalu, Ikal kembali ke
kamar kos mereka, namun ia tidak menemui Arai. Terdapat surat yang tergeletak
di depan pintu, surat itu berisi bahwa Arai telah pergi merantau ke Kalimantan.
∞
Sudah empat tahun berlalu, Ikal dapat
mendapatkan gelar sarjana di Universitas Indonesia. Akhirnya, Arai dan Ikal
dipertemukan saat tes wawancara beasiswa ke Eropa. Laporan mereka diterima
dengan baik oleh juri, dan mereka akan kuliah di universitas yang sama di Eropa.
∞
Analisis Novel Sang Pemimpi
Karya Andrea Hirata
A. Tema
Tema yang diangkat dari novel ini yaitu
persahabatan dan perjuangan dalam mengarungi
kehidupan serta kepercayaan terhadap kekuatan sebuah mimpi. Hal ini
dibuktikan oleh pengarang dengan menceritakan kisah tiga orang sahabat yang
membuktikan kepercayaan terhadap kekuatan sebuah mimpi sehingga mereka bisa
melewati kerasnya hidup.
B. Tokoh
1.
Ikal :
·
Baik Hati, “Aku dan Jimbron berusaha menahan diri
tak tertawa untuk menjaga perasaan Arai.” Sang Pemimpi hlm.199
·
Optimis, “Sejak kejadian pembagian rapor kemarin,
aku berjanji kepada Ayah untuk mendudukkannya lagi di bangku garda depan.” Sang
Pemimpi hlm. 169
·
Peduli, “Aku cemas akan keadaan Jimbron yang
untuk pertama kalinya...” Sang Pemimpi hlm. 168.
·
Pantang menyerah, “Aku dan Arai berlari terbirit-birit
menuju sekolah.” Sang Pemimpi hlm. 59.
·
Pintar, “Beruntungnya, aku dan Arai selalu
berada di garda depan. Aku di urutan ketiga, sedangkan Arai di urutan kelima.”
Sang Pemimpi hlm. 81.
2.
Arai :
·
Perhatian, “Sering ketika bangun tidur, aku
menemukan kuaci, permen gula merah, dan mainan kecil dari tanah liat sudah ada
di saku bajuku. Arai diam-diam membuatnya untukku.” Sang Pemimpi hlm. 26.
·
Kreatif dan Penuh
inspirasi, “Aku melirik
benda itu dan aku makin pedih membayangkan dia membuat mainan itu sendiri,
memainkannya juga sendiri...” Sang Pemimpi hlm. 21.
·
Gigih, “Dua bulan terakhir, dia menyerahkan diri
pada penindasan Capo yang terkenal keras, semuanya demi Jimbron.“ Sang Pemimpi
hlm. 193.
·
Rajin, “Sstiap habis maghrib, Arai melantunkan
ayat-ayat suci Al-Qur’an di bawah temaram lampu minyak.” Sang Pemimpi hlm. 27.
·
Pintar, “Beruntungnya, aku dan Arai selalu berada
di garda depan. Aku di urutan ketiga, sedangkan Arai di urutan kelima.” Sang
Pemimpi hlm. 81.
·
Pantang menyerah, “Arai terus melolong gagah berani. Dia
bersahut-sahutan dengan Nat King Cole.” Sang Pemimpi hlm. 199
·
Tulus, “Arai menyerahkan karung-karung tadi
kepada Mak Cik.” Sang Pemimpi hlm. 43.
3.
Jimbron :
·
Tabah, “Suatu hari, belum empat puluh hari
ibunya wafat, Jimbron bepergian naik sepeda dibonceng ayahnya. Masih
berkendara, ayahnya terkena serangan jantung.” Sang Pemimpi hlm. 49
·
Pekerja keras, “setiap hari dia bekerja part time di kapal milik salah satu
nahkoda.”
·
Polos, “Jimbron berdiri mematung. Dia seakan tak
percaya kalau aku tega membentakknya sekeras itu.” Sang Pemimpi hlm. 123.
·
Tulus, “dia memberikan kedua celengan kudanya
yang selama ini telah ia persiapkan untuk Ikal dan Arai.” Sang Pemimpi hlm 204.
·
Baik hati, “Setiap Minggu pagi, Jimbron menghambur
ke pabrik cincau. Dengan senang hati, dia menjadi relawan membantu Laksmi.”
Sang Pemimpi hlm. 69.
4.
Pak Mustar :
·
Disiplin, “Setengah jam sebelum masuk, Pak Mustar
mengunci pagar sekolah.” Sang Pemimpi hlm.5.
·
Tegas, “Pak Mustar mengancam tak main-main.”
Sang Pemimpi hlm. 86.
·
Peduli, “Beliau tidak mau murid-muridnya
terjerumus ke masa depan yang suram.”
5.
Bapak Saman Said Harun
(Bapaknya Ikal) :
·
Pendiam, “Ayah turun dari sepeda, seperti biasa,
hanya satu ucapan pelan ‘Assalamu’alaikum’, tak ada kata lain” Sang Pemimpi hlm.
82
·
Sabar dan Baik hati, “Lalu, Ayah bersepeda ke Magai, ke SMA
negeri, 30 kilometer jauhnya untuk mengambil rapor anak-anaknya.” Sang Pemimpi
hlm.79.
·
Bijaksana, “Ayah senantiasa menerima bagaimanapun
keadaan kami.” Sang Pemimpi hlm. 142.
6.
Ibunya Ikal :
·
Perhatian, “Saat pembagian rapor, Ibu pun tak
kalah repot. Sehari semalam, dia merendam daun pandan dan bunga kenanga untuk
dipercikkan di baju safari empat saku Ayah itu ketika menyetrikanya.” Sang
Pemimpi hlm. 77.
·
Baik hati,”Ibuku tersenyum memandangi Nurmi.
‘Jangan sekali-kali kaupisahkan Nurmi dari biolanya, Maryamah. Kalau berasmu
habis, datang lagi ke sini.’” Sang Pemimpi hlm. 33.
7.
Bapak Drs. Julia
Ichsan Balia :
·
Kreatif, “Kreatif merupakan daya tarik utama
kelasnya.” Sang Pemimpi hlm. 60.
·
Bijaksana, “Pak Balia terpana dan berkerut
keningnya,tapi memang sudah alamiahnya, beliau menghargai siswanya.” Sang
Pemimpi hlm. 64.
·
Pintar, “Mulut murid-muridnya ternganga
mendengar kalimat yang agung itu.” Sang Pemimpi hlm. 60.
Tokoh pendukung : Zakia Nurmala, Laksmi,
Bang Zaitun, Mak Cik Maryamah, Nurmi, A Kiun, Capo, Taikong Hamim, Pak Cik Basman,
Nyonya Deborah, Mei Mei, Makruf, Mahader.
C. Alur
Novel ini menggunakan alur campuran (maju
dan mundur). Alur maju ketika pengarang menceritakan tokoh dari lulus SMP
sampai kuliah. Dan alur mundur ketika menceritakan saat tokoh masih kecil.
D. Latar
1.
Latar tempat :
a.
Kamar Kontrakan di
Belitong, “ Aku, Jimbron,
dan Arai baru pulang sekolah dan sedang duduk santai berada di beranda los
kontrakan kami...” Sang Pemimpi hlm.87.
b.
SMA Bukan Main, “ di tengah lapangan sekolah, Pak
Mustar dan para penjaga sekolah telah menyiapkan lokasi shooting.” Sang Pemimpi hlm. 111.
c.
Bioskop, “ Kami mengambil tempat duduk di
tengah. Bau pesing tercium dari sudut-sudut bioskop.” Sang Pemimpi hlm.96.
d.
Gudang, “Kami memasuki labirin gang yang membingungkan.
Akhirnya, di gudang peti es itulah kami terperangkap” Sang Pemimpi hlm. 10.
e.
Dermaga Magai, “Namun, sejak pukul dua, dermaga telah
dipadati orang Melayu yang ingin melihat langsung hewan yang hanya pernah
mereka lihat dalam gambar.” Sang Pemimpi hlm. 153.
f.
Pasar Magai, “Lewat tengah malam, aku berjalan
sendiri menelusuri gang-gang sempit Pasar Magai.” Sang Pemimpi hlm.242.
g.
Rumah Mak Cik Maryamah, “Kami masuk ke dalam rumah yang senyap.
Dari dalam kamar, sayup terdengar Nurmi sedang menggesek biola.” Sang Pemimpi
hlm. 43,
h.
Tanjung Priok, Jakarta. “Aku dan Arai gemetar melihat demikian
banyak manusia di Tanjung Priok.” Sang Pemimpi hlm. 213.
i.
Terminal Bogor, “Dua lampu neon panjang menyinari tuisan
nama terminal di gerbang itu: Terminal Bus Bogor.” Sang Pemimpi hlm. 217.
j.
Pabrik Cincau, “Setiap Minggu pagi, Jimbron menghambur
ke pabrik cincau. Dengan senang hati, dia menjadi relawan membantu Laksmi.”
Sang Pemimpi hlm. 69.
k.
Rumah Bang Zaitun, “Kami memasuki ruang tamu Bang Zaitun
yang dipenuhi beragam pernak-pernik,...” Sang Pemimpi hlm. 171.
l.
Kamar Kos di Bogor, ”Kamar kos kami berdinding gedek bambu
dan berlantai semen yang sebagian berlantai tanah.” Sang Pemimpi hlm. 223.
m.
Kios Fotokopi, “kami berdiri dari pagi sampai malam di
depan mesin fotokopi yang panas. “ Sang Pemimpi hlm. 226.
n.
Kantor pos, “Berbulan-bulan aku menyortir. Ribuan
surat bertumpuk setiap hari. Setiap kali kantong pos dicurahkan, aku selalu
berdoa dengan pedih, semoga ada surat dari Arai untukku.” Sang Pemimpi hlm.
230.
2.
Latar waktu :
a.
Pagi, “Senin pagi itu tidak ada siswa yang
terlambat apel karena semuanya ingin menyaksikan tiga pesakitan dieksekusi.”
Sang Pemimpi hlm. 109
b.
Siang, “aku selalu berlari sepulang sekolah,
tapi siang ini, di depan restoran Tionghoa, langkahku terhenti.” Sang Pemimpi
hlm. 131.
c.
Sore, “Sore itu, aku dan Arai sedang bermain
di pekarangan waktu seorang yang biasa kami Mak Cik Maryamah datang.” Sang
Pemimpi hlm. 31.
d.
Malam, “Setiap malam, dari los kontrakan, kami
benci melihat orang-orang berkerudung mengantre tiket.” Sang Pemimpi hlm.93.
3.
Latar suasana :
a.
Bersemangat
b.
Putus
asa
c.
Kerja
keras
d.
Kebersamaan
4.
Latar sosial :
a.
Belajar
b.
Bekerja
c.
Bermain
E. Sudut
Pandang
Pengarang menggunakan sudut pandang
pertama serba tahu “aku” untuk tokoh utama (Ikal) dan sudut pandang ketiga
pengamat untuk tokoh pendukung.
F. Gaya
Bahasa
Novel ini ditulis dengan gaya realis bertabur
metafora, penuh inspirasi dan imajinasi. Juga menggunakan kata-kata yang mudah
dipahami, bahasa yang komikal dan tidak membosankan membuat pembaca merasa ikut
menjadi bagian dari cerita.
G. Amanat
1. Kita tidak boleh putus asa
2. Kita tidak boleh berhenti bermimpi
3. Kita tidak boleh mendahului takdir
(berhenti sebelum tercapai)
4. Kita harus menjalin persahabatan dengan
baik
5. Kita harus selalu bersyukur
6. Keberhasilan harus diwujudkan dengan
pengorbanan
7. Saling membantu dan menghargai sesama
8. Memahami kelebihan dan kekurangan
masing-masing
9. Usaha harus beriringan dengan doa
Cek novel ebook (digibook) lainnya disini bro:
ReplyDeleteDownload Daftar Novel Ebook (Digibook).
Thanks banget ya...ijin nge copy
ReplyDeleteSuwun
ReplyDeletemakasih
ReplyDeletegimana caranya ngedit blog jadi kayak gini ??
ReplyDeletebagus min
thanks ya,,, bermanfaat bnget :)
ReplyDeletesyukron ukhty, makasih artikelnya sangat bermanfaat,:)
ReplyDeleteijin copas
ReplyDeleteTERIMA KASIH
ReplyDeleteTerima kasih nuhun mantapp
ReplyDeletekeren kak
ReplyDeleteijin copas buat tugas yak
ReplyDeleteIzin copy untuk tugas
ReplyDelete