Setelah
Kertanegara terbunuh oleh Jayakatwang, 1292. Raden Wijaya berhasil melarikan,
Raden Wijaya mengungsi ke Madura untuk minta bantuan Arya Wiraraja, bupati
Sumenep. Atas nasihat Arya Wiraraja, Raden Wijaya menyerahkan diri kepada
Jayakatwang dan diperbolehkan membuka hutan Tarik (Majapahit) yang terletak di
dekat Sungai Brantas. Dengan bantuan orang-orang Madura, pembukaan hutan Tarik
berjalan baik.
Kemudian
datanglah pasukan Tartar yang dikirim Kaisar Kubilai Khan untuk menghukum raja
Jawa, Kertanegara. Walaupun sudah mengetahui Kertanegara sudah meninggal,
tentara Tartar bersikeras mau menghukum raja Jawa. Hal ini dimanfaatkan oleh
Raden Wijaya untuk membalas dendam kepada Jayakatwang. Dan pasukan Kediripun
dapat dihancurkan. Pada waktu tentara Tartar hendak kembali kepelabuhan,
Raden Wijaya menyerang tentara Tartar, lebih 3000 pasukan Tartar dibinasakan.
Setelah berhasil mengusir tentara Tartar, Raden Wijaya dinobatkan sebagai Raja
Majapahit dengan gelar Sri Kertarajasa Jayawardhana (1293-1309). Ibukota Majapahit
di Trowulan dekat Mojokerto.
Pada tahun
1309 M, Kertarajasa wafat digantikan oleh Kalagamet. la dinobatkan sebagai raja
Majapahit dengan gelar Sri Jayanegara memerintah 1309-1328.
Jayanegara
bukanlah raja yang cakap, sebagian waktunya hanya digunakan untuk
bersenang-senang dengan wanita-wanita cantik di istana Kapopongan. Sehingga
muncul pemberontakan-pemberontakan seperti pemberontakan Juru Demung, Gajah
Biru dan Nambi. Pemberontakan yang paling berbahaya adalah pemberontakan Kuti,
sehingga Jayanegara harus melarikan diri ke desa Bedander yang dikawal oleh
pasukan Bhayangkari dipimpin oleh Gajah Mada. Karena jasanya Gajah Mada
diangkat sebagai Patih Kahuripan. Pada tahun 1328 M, Jayanegara mangkat dibunuh
oleh tabib istana, Tanca. Tanca kemudian dibunuh oleh Gajah Mada.
Kekuasaan
pemerintahan Majapahit kemudian dipegang oleh Tribhuwana Tunggadewi 1328-1350,
yang memerintah atas nama ibunya Gayatri. la menikah dengan Kertawardhana. Dari
perkawinan ini lahirlah Hayam Wuruk. Pada masa pemerintahan Tribhuwana terjadi
pemberontakan Sadeng dan Keta, 1333. Pemberontakan yang berbahaya ini dapat
ditumpas oleh Gajah Mada. Karena jasanya Gajah mada diangkat sebagai Patih
Mangkubumi Majapahit. Pada saat pelantikan, Gajah Mada mengucapkan Sumpah
Palapa (Amukti Palapa) untuk mempersatukan Nusantara di bawah Majapahit. Sumpah
ini benar-benar dilaksanakan oleh Gajah Mada, dibantu oleh Adityawarman dan
laksamana Nala.
Pada tahun
1350 M, lbu Tribhuwana, Gayatri meninggal. Sehingga Tribhuwana turun tahta.
Penggantinya adalah putranya yang bernama Hayam Wuruk. Di bawah pemerintahan
Hayam Wuruk 1350-1369 Majapahit mencapai puncak kejayaannya. la sangat
mendukung politik persatuan Nusantara yang dicanangkan oleh Gajah Mada.
Kemajuan-kemajuan Majapahit :
a. Mempunyai
wilayah yang sangat luas meliputi seluruh Nusantara, Semenanjung Malaka,
Philipina selatan maka dinamakan kerajaan nasional II. Wilayah tersebut termuat
dalam kitab Negarakertagama yang disebut Daerah yang Delapan.
b. Mempunyai
pelabuhan Tuban, Galuh dan Gresik.
c. Hidup kerukunan beragama yaitu hindu
dan budha, untuk agama hindu dibawah Dharma Dyaksaring Kasywan, untuk agama
budha dibawah Dharma Dyaksaring Kasogatan. Kerukunan beragama dimuat dalam
kitab Sutasuma yang berbunyi Bhinneka Tunggal Ika Tan Hana Mangrawa.
d. Majapahit
menjalin hubungan kerjasama dengan kerajaan di luar negri seperti Siam di
Thailand, Campa di Kamboja yang diikat dalam Mitreka satata.
Dalam waktu
singkat Majapahit dapat mempersatukan Siam, Martaban (Birma), Ligor, Annom,
Campa dan Kamboja. Pada tahun 1364, Patih Gajah Mada wafat ditempat
peristirahatannya, Madakaripura, di lereng Gunung Tengger.
Faktor-faktor
penyebab keruntuhan Majapahit :
a.
Tidak adanya tokoh yang mampu mempertahankan wilayah Majapahit sepeninggal
Gajah Mada
b. Banyak
daerah yang melepaskan diri dan kerajaan Majapahit
c.
Terjadi Perang Paregreg (perang saudara) antara Suhita dan Wirabhumi yang berkelajutan sehingga melemahkan Majapahit
d. Berkembangnya agama Islam yang
menggantikan posisi Majapahit.
e. Terdesak oleh perkembangan Malaka.
Majapahit runtuh ditandai dengan sengkalan yang berbunyi Sirno
Ilang Kertaning Bhumi.
No comments:
Post a Comment